MYASIS DAN PENANGGULANGANNYA

Oleh. drh. Ainul Mardhiah/drh. T. Rizalsyah

Myasis atau belatungan adalah infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup hewan berdarah panas termasuk manusia. Myasis adalah invasi belatung atau lalat pada jaringan tubuh sehingga menyebatkan kerusakan pada jaringan tersebut. Myasis berawal dari luka karena trauma yang dibiarkan terbuka yang didukung oleh lingkungan kandang yang kurang bersih sehingga memudahkan lalat kontak dengan luka.

Lalat adalah vektor yang biasa menyebabkan myasis antara lain genus Chrisomya, Choliphora, Lucilia dan Muska. Kasus Myasis di Indonesia cukup tinggi hal ini karena sistem peternakan rakyat yang memungkinkan banyak lalat dikandang, sehingga umum dijumpai kotoran sapi menjadi media subur bagi perkembangan lalat. Kondisi ini diperparah dengan model kandang yang mendukung terjadinya luka permukaan tubuh karena terkena benda keras  atau gesekan lainnya.

Gejala Myasis

Investasi lalat yang menembus kulit menyebabkan kesehatan sapi terganggu, terlebih jika menembus otot dengan luka dalam membentuk celah. Jelas diketehui bahwa banyak sekali menifestasi larva yang bisa sangat dalam menembus otot. Biasanya akan diikuti oleh kondisi sapi yang stres, nafsu makan menurun, gelisah, menendang-nendang maupun menggesek-gesekkan pada dinding kandang, bahkan kelumpuhan karena sakit yang luar biasa. Myasis dapat menyebabkan penurunan kondisi hewan dengan cepat, karena kerusakan jaringan dan rasa sakit sehingga nafsu makanpun berkurang. Bila myasis tidak cepat ditangani, bisa berakibat fatal dimana hewan yang terkena bisa mati karena shock, intoksikasi ataupun infeksi general (sepsis). 

Terapi dan penanggulangan

Penanggulangan yang dilakukan oleh MedIk dan paramedik adalah mengeluarkan semua larva dari tubuh sapi dan memberikan semprotan kombinasi antiseptik dan insektisida. Pengobatan myasis diantaranya adalah dengan pencucian menggunakan kalium permanganate (PK), pencucian ini bertujuan melisiskann jaringan yang telah mengalami nekrosis, Kemudian pengobatan dilanjutkan dengan pemberian anti biotik secara injeksi. Pemberian antibiotik dimaksudkan untuk mencegah infeksi bakteri yang mungkin terjadi akibat luka yang terbuka. Pemberian antibiotik preparat semprotan gusanex juga ampuh untuk mengatasi ektoparasit. Penanganan myasis pada hewan cukup praktis dibandingkan dengan manusia yang umumnya dilakukan dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh yang terserang. Preparat insektisida dapat digunakan untuk pengobatan myasis pada hewan, namun telah dilaporkan menimbulkan resistensi. Lain halnya dengan manusia, pengobatan dapat dilakukan secara lokal maupun sistemik.  Pengobatan sistemik dilakukan bersama dengan pemberian antibiotik spektrum luas atau sesuai dengan kultur dan resistensi kuman. Pemakaian kloroform dan minyak turpentine dengan perbandingan 1:4 dapat digunakan untuk pengobatan lokal. Beberapa minyak atsiri juga telah diuji di laboratorium sebagai obat alternatif myasis pada manusia dan hewan.

Pengobatan bisa juga dilakukan secara tradisonal, dengan cara :

o Bersihkan luka dari belatung

o Obati dengan kapur barus atau tembakau yang telah di tumbuk halus

o Luka dibungkus dengan kain / perban

o Pada hari berikutnya luka di bersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus kembali, biasanya 2 (dua) atau 3 (tiga) kali pengobatan sudah menunjukkan kesembuhan

o Bila belatung sudah terbasmi dapat diberikan Iodium tinctur atau Iodium Povidon pada luka untuk mempercepat kesembuhan.

Pencegahan

Menjaga kebersihan kandang dan linkungannya serta sanitasi yang baik akan membantu mengurangi populasi lalat didalam kandang. Pengenlaian lalat sangat dianjurkan mengingat sumber  utama adalah lalat.  Namun perlu dingat bahwa penggunaan insektisida harus dibatasi karena dapat menyebabkan toksik pada hewan ternak maupun residu di dalam kandang.  Dua faktor penting penyebab timbulnya myasis adalah luka dan lalat.  Luka adalah luka terbuka yang bisa dihinggapi lalat, jadi hal utama dalam upaya mencegah myasis adalah menangani luka dengan baik dan benar secara medis serta mengontrol kerumunan lalat.